Banyak orang yang melayani Tuhan tetapi dengan motivasi dan agenda pribadi yang terselubung, melayani Tuhan dengan tujuan tersembunyi untuk kesejahteraannya sendiri. Itulah sebabnya, banyak pelayanan zaman now yang "berbisnis" atas nama melayani Tuhan. Fenomena kehidupan beragama kita di Indonesia: "agama di-ekonomi-kan, ekonomi di-agama
Taruhannya adalah nyawa kita. Tuhan menghendaki agar pelayanan kita kepada-Nya itu menduduki prioritas utama dalam hidup kita. Kita tidak dapat memandang kegiatan melayani Tuhan sebagai sesuatu yang hanya kita lakukan untuk mengisi waktu saja. Tuhan tidak mau mempunyai hamba-hamba yang memberi kepada Dia sisa-sisa dari apa yang dimilikinya.
(1 Korintus 15:58). Kita harus memiliki visi yang sama seperti Tuhan Yesus yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.
Tapi, teladanilah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk melayani bukan dilayani. Sebagai guru Dia melayani murid-muridnya bahkan sampai membasuh kaki murid-muridnya (Yohanes 13), suatu pekerjaan yang hanya dilakukan oleh seorang hamba yang terhina.
Layanilah Tuhan dengan apa yang kita punyai. Gunakan tangan untuk berdoa, gunakan bibir untuk menegur, gunakan hati untuk bersyukur. Pergunakan kehidupan kita sebagai saksi hidup akan kebaikan Tuhan. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 1 Korintus 6:20
Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng.
renungan tentang melayani tuhan