Hujan Bulan Juni awalnya sebagai puisi pada tahun 1989, banyak orang telah membuat kembali sampul lagu, film, novel, dan buku yang terinspirasi dari Hujan Bulan Juni. Buku Yang Fana Adalah Waktu oleh Sapardi Djoko Damono menceritakan tentang hubungan dua manusia ditahan oleh perbedaan budaya dan agama.
Saya lebih menikmati membaca buku Hujan Bulan Juni, karena ada banyak pengayaan di sana, tentang Menado tentang Solo. Latar Solo yang akrab dengan saya karena saya Wong Solo. Munculnya idiom-idiom Jawa seperti “ sing ngecet Lombok ” untuk membahasakan Tuhan, lalu istilah ‘ kaum pidak pejarakan’ untuk mengganti kata ‘rakyat’.
Sejak terbit pertama kali tahun 1994, Hujan Bulan Juni telah dicetak ulang hingga beberapa kali dan juga dialihbahasakan. Puisi-puisi Sapardi yang banyak dikenal orang umumnya terdapat dalam buku sepilihan sajak ini, misalnya; Aku Ingin, Hujan Bulan Juni, Dalam Diriku, Pada Suatu Pagi Hari, Yang Fana Adalah Waktu, Dalam Doaku dan masih banyak lagi.
Dalam konteks ini, Hujan Bulan Juni telah membawa nama Indonesia ke negara-negara yang lebih luas. Sebelumnya Hujan Bulan Juni telah terbit dalam bahasa Jepang, Arab, dan Mandarin, berikutnya akan terbit dalam bahasa Thailand dan Serbia.” “Ini pertama kali buku Gramedia Pustaka Utama terbit dalam bahasa Rusia melalui Gramedia Internasional.
Contoh di atas sendiri merupakan contoh yang disadur dari kata pengatar buku hujan bulan juni karya sapardi djoko damono. Kumpulan puisi dan sajak sunda. Koleksi buku sajak sunda tiasa dilengkepan ku buku ieu bila . Untuk membantu seseorang untuk tugas puisi, atau sebagai motivasi bagi orang. Contoh sajak bahasa sunda buatan sendiri.
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s.
resensi buku puisi hujan bulan juni